Istilah HIV (Human Immunodeficiency Virus) lebih akrab di masyarakat sebagai virus yang sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kematian bagi penderitanya, tapi masyarakat tidak banyak tahu bahwa virus Hepatitis B tak kalah berbahaya dan bahkan jauh lebih menginfeksi dibandingakan dengan HIV. Virus hepatitis B menyebabkan penyakit hepatitis B yang menyerang hati dan menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Dibandingkan virus HIV, virus hepatitis B lima puluh sampai seratus kali lebih menular (WHO, 2008).
Organisasi kesehatan dunia pada tahun 2008 mempublikasikan beberapa fakta tentang penyakit hepatitis B yang merupakan masalah kesehatan global utama dan jenis yang palingserius dibandingkan hepatitis virus lainnya. Di seluruh dunia, dua miliar orang diperkirakan telah terinfeksi dengan virus hepatitis B, lebih dari 350 juta memiliki infeksi hati kronis yang menahun, dan diperkirakan ada 600.000 orang meninggal setiap tahun karena konsekuensi penyakit hepatitis B akut ataupun kronis.
Virus hepatitis B menular antar manusia melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh lain (yakni air mani dan cairan vagina) dari orang yang terinfeksi. Cara umum penularan virus hepatitis B di negara berkembang adalah dari ibu yang terinfeksi ke bayi saat lahir, suntikan jarum yang tidak aman, transfusi darah yang terinfeksi, dan kontak seksual dengan pasangan yang terinfeksi. Virus hepatitis B dapat bertahan hidup di luar tubuh setidaknya selama 7 hari. Selama waktu itu, virus tetap dapat menyebabkan infeksi jika memasuki tubuh orang yang tidak terinfeksi (WHO, 2008).
Banyak penderita yang baru menyadari bahwa dirinya terkena infeksi virus hepatitis B setelah menjalani pemeriksaan rutin kesehatan karena memang infeksi virus ini sering kali tanpa gejala sebelumnya. Namun ada gejala-gejala yang mungkin ada pada penderita meskipun tidak selalu muncul. Gejala - gejala yang mungkin ada seperti kelelahan, penurunan nafsu makan, demam, diare, perubahan warna urin dan tinja, mata dan warna kulit yang tampak menguning.
Pemeriksaan laboratorium adalah salah satu cara untuk menegakkan diagnosis yang berkaitan dengan infeksi virus hepatitis B. Beberapa alasan kenapa perlu dilakukan tes laboratorium untuk hepatitis B yaitu bebeberapa tes mendeteksi antibodi (kekebalan) yang diproduksi sebagai respon terhadap infeksi virus, beberapa mendeteksi antigen yang dihasilkan oleh virus, dan yang lainnya untuk mendeteksi DNA virus. Umumnya, satu set tes digunakan untuk menentukan penyebab gejala akut, sementara satu set tes dapat digunakan setelahdiagnosis dibuat untuk memantau perkembangan penyakit, untuk mendeteksi infeksi kronis, dan atau status pembawa virus. Beberapa alasan lainnya melakukan serangkaian tes adalah untuk mendeteksi dini infeksi hepatitis B pada populasi beresiko atau donor darah, untuk menentukan apakah seseorang adalah pembawa virus, untuk mendeteksi infeksi sebelumnya (dengan kekebalan berikutnya), dan untuk menentukan kekebalan yang berkembang setelah diimunisasi vaksin hepatitis B.
American Association for Clinical Chemistry pada tahun 2011 mempublikasikan serangkaian pemeriksaan laboratorium yang berkaitan dengan virus hepatitis B, yaitu:
· Hepatitis B surface antigen (HBsAg), IgM hepatitis B core antibody (anti-HBc), dan terkadang hepatitis B e antigen (HBeAg) untuk mendeteksi infeksi hepatitis B akut.
· HBsAg, hepatitis B virus (HBV) DNA, dan terkadang HbeAg untuk mendiagnosis hepatitis B kronis.
· HBsAg, HBeAg, IgG hepatitis B surface antibody (anti-HBs). IgG hepatitis B e antibody (anti-HBe), dan HBV DNA untuk memonitor infeksi hepatitis B kronik dan memonitor pengobatannya.
- Total hepatitis B core antibody (anti-HBc) dan anti-HBs untuk mendeteksi paparan sebelumnya terhadap hepatitis B pada orang yang kekebalan tubuhnya lemah dimana virus dapat aktif kembali.
Tidak semua tes laboratorium diatas perlu dilakukan. Konsultasikan diri Anda ke dokter dan dokter akan menentukan tes yang sesuai dengan riwayat dan atau gejala yang Anda alami.
Laboratorium Pramita menyediakan pemeriksaanHepatitis B bagi Anda yang ingin mendeteksi secara dini penyakit Hepatitis B. Pemeriksaan yang dianjurkandiantaranyaHBsAg,anti-HBs, anti-HBc . Kami juga menganjurkan untuk dapat secara rutin memantau Fungsi Hati (Bilirubin, SGOT, SGPT, Gamma GT, Alkali Phospatase (ALP), Total Protein, Albumin, Globulin).
Jangan menunda untuk melakukan serangkaian pemeriksaan untuk mendeteksi secara dini penyakit hepatitis B meskipun Anda merasa sehat karena penyakit hepatitis B sering tidak menunjukkan gejala berarti dan terkadang para penderitanya sama sekali tidak menyadari kalau dirinya telah menderita hepatitis B bahkan bila sudah dalam kondisi kronis sekalipun.
Istilah HIV (Human Immunodeficiency Virus) lebih akrab di masyarakat sebagai virus yang sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kematian bagi penderitanya, tapi masyarakat tidak banyak tahu bahwa virus Hepatitis B tak kalah berbahaya dan bahkan jauh lebih menginfeksi dibandingakan dengan HIV. Virus hepatitis B menyebabkan penyakit hepatitis B yang menyerang hati dan menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Dibandingkan virus HIV, virus hepatitis B lima puluh sampai seratus kali lebih menular (WHO, 2008).
0 komentar:
Posting Komentar