- Petanda tumor harus dibuat oleh tumor tersebut dan tidak terdapat pada individu sehat atau pada individu yang mengalami kelainan non neoplastik.
- Petanda tumor disekresikan kedalam sirkulasi dalam jumlah banyak sehingga kadar dalam serum meningkat dalam keadaan adanya sejumlah relatif kecil sel-sel yang bersifat kanker. Kadar petanda tumor akan sesuai dengan volume dan luasnya neoplasia sehingga kadar serialnya secara akurat akan mencerminkan perkembangan klinis penyakit dan regresi ke kadar normal akan terkait dengan kesembuhan.
Senin, 18 Desember 2017
Petanda tumor adalah substansi biologi yang diproduksi oleh sel sel tumor,masuk dalam aliran darah,dan dapat dideteksi nilainya dengan pemerikasaan. Petanda-petanda tumor, idealnya mempunyai potensi untuk membantu ahli klinik dengan cara memberi sinyal aktivitas penyakit dalam keadaan tidak adanya manifestasi klinik, sehingga dengan demikian memberikan suatu metode skrining untuk penyakit preklinik, memantau status tumor selama pengobatan, dan mendeteksi kekambuhan dini.Karena kemajuan dalam teknologi antibodi monoklonal, banyak petanda tumor sekarang dapat terdeteksi dalam sampel cairan tubuh yang sedikit misalnya serum, urin, atau asites.
Untuk dapat dipakai secara klinik maka petanda tumor harus memiliki sensitifitas dan spesifisitas tertentu, tetapi yang menjadi masalah pada pemakaian klinis suatu petanda tumor adalah spesifisitas. Dalam teori, petanda tumor yang “ideal” harus mempunyai beberapa kriteria :
Klasifikasi lain dari petanda tumor berdasarkan :
1. Produk yang dihasilkan oleh sel tumor itu sendiri (tumor – derived product). Berupa antigen onkofetal, yang terdiri dari senyawa-senyawa yang dihasilkan oleh sel embrio dan sel tumor. Senyawa ini juga dihasilkan oleh sel normal yang undifferentiated tetapi dalam jumlah yang sangat kecil. Dan kadar senyawa ini akan meningkat secara bermakna pada penderita kanker ( Misalnya : AFP )
2. Produk yang menyertai proses keganasan (tumor – associated product).Produk ini merupakan senyawa yang dibentuk secara sekunder sebagai akibat dari proses keganasan, dan kadarnya juga akan meningkat secara bermakna pada penderita kanker.
PERANAN ALPHA FETOPROTEIN (AFP) .
Alpha Fetoprotein ( AFP ) merupakan yang pertama diantara protein-protein ini yang diteliti secara luas. AFP diisolasi pada tahun 1956 dan dikaitkan dengan keganasan pada 1963.
AFP merupakan suatu plasma protein yang predominan pada fetus dan dibuat dalam kuning telur, hati, dan traktus gastrointestinalis. AFP adalah suatu glikoprotein, mempunyai 30% homolog dengan albumin, dan mempunyai berat molekul yang sama (69.000). Kadar AFP yang beredar sangat rendah pada orang dewasa, kecuali pada kehamilan , dimana didapat
dari sirkulasi fetus yang menyebabkan peningkatan yang signifikan.
Selama 10minggu pertama kehidupan janin, protein serum utama adalah alfa fetoprotein.Hati janin membentuk sejumlah besar AFP sampai sekitar usia gestasi 32 minggu, saat mana sintesis menurun tajam, walaupun konsentrasi AFP dalam darah tali pusat adalah 20.000 kali konsentrasi pada darah orang dewasa . pada usia 1 tahun , individu normal memiliki kadar AFP yang tidak lebih dari 20 ng / ml.
Selama kehamilan, kadar AFP dalam cairan amnion lebih tinggi dari normal apabila janin yang dikandung mengalami defek neural tube. AFP cairan amnion dapat masuk sirkulasi ibu. Dengan demikian kadar AFP dalam serum ibu secara rutin dapat digunakan sebagai penyaring untuk mengetahui defek neural tube sebelum lahir.
Jumlah AFP dalam darah yang dapat membantu wanita hamil melihat apakah bayi memiliki masalah seperti spina bifida dan anencephaly. AFP tes yang dapat juga dilakukan sebagai bagian dari skrining tes lainnya untuk menemukan masalah kelainan kromosom seperti Down syndrome (trisomy 21) atau sindrom Edwards (trisomy 18) dan omphalocele.
Pada orang dewasa, apabila terjadi multiplikasi hepatosit secara cepat pada kehidupan ( pemulihan pertumbuhan hati setelah kerusakan, reseksi lobulus, transplantasi hati dsb) kadar AFP serum juga meningkat, walaupun tidak pernah mendekati kadar pada masa janin. Apabila terjadi multiplikasi berlebihan, seperti pada karsinoma hepatoseluler, kadar AFP dapat meningkat sampai beberapa ribu nanogram per mililiter. Aktivitas regenerasi yang lebih rendah , seperti pada sirosis aktif, hepatitis aktif kronis , fase pemulihan pada hepatitis virus atau toksik, menyebabkan peningkatan kadar AFP sampai sekitar 500 ng / ml.
30 % sampai 50 % pasien di Amerika dengan kanker hati tidak memperlihatkan kadar AFP dalam sirkulasi mereka, ini kemungkinan karena variasi tumor yang tidak menghasilkan AFP atau menghasilkan AFP yang secara antigenis tidak bereaksi dengan antibodi yang digunakan untuk immunoassay.
Pengukuran kadar AFP memiliki manfaat besar sebagai indeks kekambuhan penyakit. Pada pasien karsinoma hepatoselular yang diterapi, hilangnya AFP mengisyaratkan eliminasi sel-sel ganas, dan peningkatan kadar mencerminkan rekurensi kanker.
Setelah intervensi terapeutik, pengukuran AFP sebaiknya diulang setiap satu bulan untuk memberikan waktu agar AFP yang sudah ada dapat dibersihkan dari sirkulasi.
Menetapnya AFP setelah interval tersebut mengisyaratkan sintesis yang berkelanjutan oleh tumor , karena kadar AFP serum proporsional dengan massa tumor.
Penderita dengan sirosis atau hepatitis B kronis, sebaiknya dimonitor AFP nya secara reguler karena mempunyai resiko menjadi kanker hati . Jika penderita sudah terdiagnosa sebagai kanker hepato seluler AFP harus diperiksa secara periodik untuk membantu mengetahui respon terapinya.
Disamping berperan sebagai suatu petanda yang bermanfaat untuk kanker hati, AFP juga berperan sebagai petanda adanya kanker testikular, dan tumor-tumor sel germinal tertentu pada ovarium. AFP juga meningkat pada penyakit hati jinak dan dalam persentase yang kecil dari kanker paru dan gastrointestinal.
Hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil tes :
· Kontaminasi dari darah fetus, Yang dapat terjadi saat ammiocentesis.
· Perokok.
· Gestational diabetes.
· Jika pernah melakukan tes medis yang menggunakan radio aktif dalam waktu 2 minggu sebelumnya.
Keadaan abnormal yang sering dijumpai
Peningkatan kadar serum AFP maternal dijumpai pada :
· Neural tube defects ( omphalocele )
· Kehamilan multipel
· Fetal distres
· Fetal death
Kadar AFP maternal yang rendah
· Trisomy 21 ( Down syndrome )
Peningkatan kadar AFP non maternal dijumpai pada
· Kanker hepatoselular primer ( hepatoma )
· Adanya metastase kanker di hati
· Kanker sel germinal atau yolk sac dari ovarium
· Tumor sel embrional atau sel germinal dari testis
· Kanker lain seperti : stomach, colon, lung, breast dan lymphoma
· Nekrosis sel hati ( sirhosis, hepatitis )
DAFTAR PUSTAKA :
1. Alpha – Fetoprotein ( AFP ) Blood Test. Diakses di http://www.medicinenet.com/alpha-fetoprotein-blood-test/article.htm. tanggal 7Juli 2009.
2. Cynthia C.Chernecky. Barbara J. Berger . Alpha – Fetoprotein (AFP)-Blood. Dalam Laboratory Tests and Diagnostic Procedures. Fifth Edition, Saunders Elsevier, 2008. Hal : 124 – 125.
3. Kathleen Deska Pagana, PhD, RN. Timothy J.Pagana, MD,FACS. Alpha- fetoprotein. Dalam Diagnostic and Laboratory Test Reference, Eighth Edition, Mosbys Elsevier, 2007. Hal : 47 – 49.
4. Ronald A.Sacher,Richard A.Mc Pherson.Alfa- Fetoprotein, Uji Fungsi Hati. Dalam Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium , edisi 11, Penerbit EGC, 2004. Hal: 376.
5. Sandy Jocoy, RN. Alpha – Fetoprotein (AFP) dalam Darah. Diakses di http:// translste.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en/id&u= tanggal 7Juli 2009.
6. Tumor marker. Diakses di http://en.wikipedia.org/wiki/Tumor marker. tanggal 7 Juli 2009.
Recent Posts
Label
Arsip
- Desember 2017 (48)
- Januari 2018 (6)
- April 2018 (3)
- Agustus 2018 (1)
- September 2018 (1)
- Maret 2019 (3)
Total Pengunjung
Formulir Kontak
Pengikut
Copyright ©
Blog Akper Masohi | Privacy Policy | Contact Us | Sitemap
Design by Flythemes | NewBloggerThemes.com | Blogger
0 komentar:
Posting Komentar